Alam Bercerita


Pertama-tama aku sangat senang dan bersyukur kepada Tuhan karena Dia menyertai perjalananku (jalan kaki) dari Gunung Pangilun ke Pantai Carolina. Tak kusangka aku sangat menikmati perjalananku hingga ada 3 hal yang bermakna aku dapatkan. Padahal niat awalku hanya ingin memecahkan rekorku sebelumnya, dimana di bulan Agustus kemarin aku berjalan kaki dari Gunung Pangilun ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dengan perkiraan waktu perjalanan selama 4 jam, maka kali ini aku memilih tujuan (tempat) dengan perkiraan waktu perjalanan selama 5 jam, jadi Pantai Carolina yang aku pilih.

Yang mendasari tiga hal bermakna yang aku dapatkan terjadi ketika aku memasuki daerah Teluk Nibung hingga sampai ke Pelabuhan Perikanan Bungus. Dimana dalam perjalanan itu aku merasa menyatu dengan alam. Dimana di sebelah kiriku ada gunung yang hijau dan di sebelah kananku ada laut yang biru. Rasa-rasanya alam di dalam diriku dan aku di dalam alam itu sendiri. Cuaca yang agak mendung dan terkadang datang gerimis ringan seakan membuat hatiku semakin melankholis. Jadi ketiga hal bermakna itu sebagai berikut:

1. Kasih tak terbatas

Melihat air terjun di gunung sebelah kiriku, pola fikirku seperti anak kecil. Bertanya-tanya keheranan. "Darimanalah sumber airnya itu ya? Kok bisa mengalir dari atas, apa ada danau di atas sana sebagai sumbernya? Gak mungkin ada danau di puncak gunung". *Keberadaan air itu bisa dipelajari dengan ilmu pengetahuan tertentu*. Melihat begitu banyak aliran air di kaki gunung di sepanjang jalan yang aku lalui, mikir lagi: kapanlah habis nanti air dari atas gunung ini ya?" Dalam keheranan, aku yakini bahwa air terjun di gunung itu sudah berlangsung sejak lama dan akan terus mengalir entah sampai kapan.

Pada saat itu aku jadi terbayang akan kasih Tuhan. Bagiku kasih Tuhan tak terbatas seperti air di gunung itu yang tidak kutahu berapa volumenya. Kasih Tuhan bak air di gunung itu, tidak terlihat kelimpahannya yang sebenarnya, tetapi dapat dilihat, dirasakan maupun dikecap. Aku percaya bahwa kasih Tuhan telah berlangsung lama dalam hidupku dan akan terus mengalir entah sampai kapan.

Seperti air di gunung itu yang mengalir ke banyak arah, aku rasa kasih Tuhan pun demikian. Kasih Tuhan mengalir ke banyak orang bukan hanya ke satu orang saja. Menyadari hal ini, aku ada pertanyaan dalam hati. Seperti aku yang telah melihat aliran air itu, jika aku ibaratkan itu dengan aliran kasih Tuhan, sudahkah kamu melihatnya?

Seperti gunung itu diciptakan di kota Padang ini, jika aku ibaratkan kehadiran Tuhan seperti keberadaan gunung tersebut, karena tidak hanya di kota ini ada gunung, aku yakin kehadiran Tuhan ada dimana pun kita berada. Pasti ada. Hanya saja, seperti pertanyaan di atas, mungkin kita yang tidak melihat kasih Tuhan mengalir di hidup kita.

2. Sifat air

Melihat air terjun di gunung itu, aku teringat pelajaran sewaktu Sekolah Dasar (SD). Dimana salah satu sifat air ialah air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Itu saja makna nomor dua. Simpel aja, karena aku gak suka diduakan.

Oh ya, ini tambahan yang aku dapatkan saat menulis ini, yaitu air itu mengalir ke tempat yang rendah. Aku percaya jika kita rendah hati, makan berkat akan mengalir kepada kita seperti air mengalir ke tempat yang rendah. Nyambung ya?

3. Mendung

Dari aku mulai melangkah dari kosku, aku sangat yakin meski cuaca mendung, hujan tidak akan datang. Aku semakin yakin karena aku mulai melangkah jam 6.50 WIB. Sebab fikirku: biasanya kalau pagi memang mendung ya, bentar lagi panas ya ini.

Masih di sekitaran Gunung Pangilun, gerimis mulai turun. Aku lanjut melangkah terus karena aku pakai jaket yang ada topinya. Tidak terasa gerimisnya. Aku melangkah terus sambil mengucapkan berulangkali dalam hati kalimat sakti milik kawanku. Kawan kuliahku pernah berkata begini: mendung tidak selalu pertanda akan datang hujan. Galau tidak selalu pertanda akan putus cinta. Aku mengucapkannya berulangkali.

Sekitaran jam 11.00 WIB aku tiba di depan Pelabuhan Perikanan Bungus. Darisana, di sebelah kiriku tidak lagi gunung melainkan pemukiman warga juga ada sawah. Aku senang telah mengakhiri jalan tanjakan dan jalan turunan. Aku bersyukur Tuhan memberi cuaca yang mendung. Padahal dari awal, sampai aku sengaja berangkat lebih pagi ialah untuk menghindari cuaca panas ketika melewati tanjakan dan turunan yang biasanya cuaca akan panas kalau sudah jam 09.00 WIB ke atas.

Namun tiba-tiba aku seperti berdiri di depan cermin. Cerminnya ialah ungkapan syukurku yang baru kuungkapkan. Ungkapan syukurku itu seperti membuka topengku yang sebenarnya. Aku melihat diriku yang sebelum-sebelumnya. Dimana aku sering kecewa oleh karna cuaca, paling sering kalau pas cuaca hujan. Jalanan jadi banjir membuat aku malas bekerja maupun keluar dari rumah. Sering ketika melihat mendung di pagi hari, hati ini seakan kesal menyakini akan datang hujan hari itu. Apalagi kalau lagi busuk-busuknya, lagi gak ada pakaian bersih yang tersisa, lalu semangat cuci baju, trus saat jemur pakaian tiba-tiba datang hujan, kecewanya bisa luar biasa. Jangankan hujan, mendung aja bisa buat hati ini begitu kecewa.

Aku jadi mengambil komitmen untuk bersyukur akan setiap cuaca atau setidaknya berfikir positiflah. Misalnya, kalau datang hujan, berfikir positif bahwa mungkin ada orang bersyukur karena hujan datang seperti aku bersyukur karena mendung. Ibaratnya biar ucapan syukurnya itu sempurna. Haha. Karena semisalnya jika aku demikian bersyukur karena mendung padahal di saat bersamaan ada temanku kecewa karena mendung, pasti aku merasa tidak enakan. Eak. 

Demikianlah makna yang ketiga. Tidak sesimpel yang nomor dua. Karena lebih panjang dari nomor dua, bukan berarti aku suka orang ketiga ya. Intinya aku itu ingin jadi yang pertama untukmu. Aku tidak suka diduakan dan aku tidak suka ada orang ketiga. I love you. Afa sih?

Okelah. Demikianlah surat tulisan Eko ditujukan kepada Saputra Panjaitan. Tulisan ini ditulis langsung oleh Eko Saputra Panjaitan.

Terimakasih all.

Keterangan waktu jalan kaki
Hari: Jumat, 07 Oktober 2022
Start: jam 06.50 WIB
Finish: jam 12. 43 WIB
Waktu yang ditempuh : 5 jam 13 menit + 40 menit waktu istrahat.
Jarak tempuh by google maps: 24 Km
Waktu tempuh by google maps: 4 jam 57 menit



Komentar

Postingan populer dari blog ini

2022

BELAJAR DARI LEA

v