Si Sesuatu

Baru-baru ini aku merasakan bahwa Tuhan bekerja untukku. Aku takjub. Boleh aku katakan bahwa kejadian ini menjadi pengalaman pertamaku menyadari bahwa ketakjuban ini datangnya dari Tuhan. Aku berkata ini pengalaman pertamaku bukan bermaksud menyangkal diri seolah-olah melemahkan imanku selama ini atau malu mengakui bahwa aku anak dari seorang sintua dan aktif di komunitas Kristen. Aku mengatakan begitu karena aku tahu kualitas kekristenanku sebelum-sebelum ini. Kuharap saudara mengerti😃.

Delapan bulan yang lalu, aku merasakan sesuatu. Lalu aku mengingininya. Untuk memulai mendapatkannya aku sering mendoakannya. Memang tidak setiap hari aku mendoakannya tetapi jika ditanya apa yang sering aku doakan selama 8 bulan ini, jawabannya ialah mendoakan si sesuatu itu. Di tengah pergumulan itu, aku tidak percaya diri dengan apa yang kudoakan itu. Di saat kejadian itu dihadapanku ada pilihan -sama dengan si sesuatu- yang terlihat sangat mudah aku dapatkan tanpa harus mendoakannya lebih dahulu. Supaya aku lebih yakin untuk tidak melewatkan kesempatan mudah itu, aku menceritakannya kepada seseorang (kakak) yang aku anggap dia lebih beriman dariku. Lebih beriman ya. Kata-kata apa ini. wkwk.

Kakak itu memberi aku nasihat sekaligus motivasi tersendiri bagiku. Katanya "Jika ingin mengambil sebuah keputusan, jangan bersandar kepada hal yang rapuh. Hal rapuh itu seperti perasaan, khayalan manis, kesenangan semata, keterburu-buruan dsb. Andalkanlah doa. Berdoalah. Karena Tuhan yang mendengar doa kita bukan Tuhan yang mudah rapuh. Dia Tuhan yang teguh dan bijaksana. Tuhan adalah sandaran terhebat".

Aku jadinya melewatkan kesempatan mudah itu. Aku memilih merenungkan lebih dahulu nasehat kakak itu dengan pergi jalan-jalan ke pantai😃. Aku orangnya seperti ini. Jika aku mendapat kata-kata yang sukar aku terima ketika ditegur, dinasehatin, atau dicaci sekalipun, aku akan merenungkannya sambil jalan-jalan dan menceritakannya ke si alam. Aku membiarkan alam secara puitis menyaring kata-kata itu serta memasukannya ke dalam fikiran dan hatiku.

Langkah yang aku ambil selanjutnya ialah kembali mendoakan si sesuatu. Tapi kali ini berbeda. Aku bergerak dengan menambahkan aksi di dalamnya yaitu mencari tahu segala hal tentang si sesuatu. Membaca buku yang berkaitan dengannya. Mencari informasi tentangnya dari sumber-sumber terpercaya.

Puji Tuhan, lima hari yang lalu  tepat di tanggal 11 April 2022 aku menandatangani perpanjangan kontrak kerja di tempatku bekerja. Aku senang tetapi bukan itu yang kumaksud dengan si sesuatu. Dengan perpanjangan kontrak kerja tersebut, aku menjadi semakin yakin bahwa si sesuatu itu adalah baik untukku dan akan menjadi kenyataan. Aku penasaran dan giat mendoakannya lebih lagi. Sampai-sampai aku berseloroh dalam hati. Kataku "aku perpanjangan kontrak kerja semata-mata bukan itu yang utama tetapi itu adalah jalan untuk kesempatan mendapatkan yang lebih utama yaitu si sesuatu".

Tak lama setelah perpanjang kontrak itu, seperti apa aslinya si sesuatu disingkap-Nya padaku lebih dari satu bukti. Aku melihat buktinya dengan mataku sendiri.

Aku jadi sadar kalau si sesuatu bukan itu yang aku butuhkan saat ini. Dilema. Aku takjub tetapi sekaligus menyakitkan bagiku. Setelah kuberitahu hal yang menyakitkanku ini kepada seseorang yang juga aku anggap dia lebih beriman dariku, tetapi bukan si kakak yang memberi nasehat di atas, dia menyemangatiku dengan berkata "Kamu mestinya bersyukur. Kamu tidak dibiarkan Tuhan jatuh terlalu dalam. Dia memberitahumu lebih awal. Doa-doamu berhasil karena didengar Tuhan, cuma hasilnya tidak sesuai sama yang kamu inginkan. Percayalah rancangan-Nya jauh lebih indah dari rancangan siapa pun".

Si sesuatu itu telah disingkapkan. Aku segera memutuskan berhenti mengingininya dan mendoakannya. Malam ini juga aku mengakhiri semuanya dalam doa karena aku pun memulainya dalam doa. Jika memang hal ini akan membawaku kepada kebaikan ke hari depan nantinya, namun aku ingin mengakui  bahwa menerima kenyataan yang menyakitkan adalah salah satu hal tersulit.

Fighting. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2022

BELAJAR DARI LEA

v