Benang Merah Cinta

Dalam ketidaksemangat yang menimpaku dua hari ini, di sore hari ini, semangatku perlahan bangkit karena menyadari ada dua berkat dari-Nya yang aku terima hari ini sehingga aku menjadi bersyukur. Ditambah lagi dengan kisah yang akan aku ceritakan ini, dimana aku menjadi tersenyum-senyum rada-rada malu karena tiba-tiba teringat kisah-kisah saat aku merasa jatuh cinta dimulai saat SMP hingga tamat kuliah. Dimana kalau ditarik garis besarnya, kisah cintaku rada-rada absurd, bobrok, aneh, yang ujung-ujungnya menghasilkan kesedihan. Kesedihan pada waktu itu. Seperti apa ? 

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Cinta pertama. Dengan dibantu teman sebangkuku, aku membuat surat cinta kepada seorang wanita. Waktu itu aku sudah kelas IX. Namun sayang, hingga kini suratku tidak ada balasan.

Sekolah Menengah Atas (SMA)

Kisah ini sewaktu aku sudah duduk di kelas XII. Aku suka kepada seorang siswi baru (kelas X). Aku ingat penyebab aku suka kepadanya. Penyebabnya karena si 'adik' itu berambut gonjes seperti perempuan Jepang. Pada masa itu masih sedikit wanita berambut gonjes di sekolah kami. Perbedaan yang dia punya membuat aku suka kepadanya.

Tidak butuh waktu lama, orangtua si 'adik' itu menjumpaiku. Orangtuanya mengetahui bahwa aku suka kepada putri mereka walaupun aku belum pernah berkunjung ke rumah mereka. Lalu ibunya menjelaskan bahwa kelak, aku tidak bisa berjodoh dengan putrinya. Karena marga (boru) ibunya satu kumpulan (punguan) marga denganku. Mendengar hal itu aku jadi mundur. Kejadian itu membuat aku jadi 'melek' akan marga.

Mahasiswa-Kuliah

Di semester-4 aku memiliki pacar. Tapi mulai dari kami kenalan sampai hubungan kami putus, kami tidak pernah bertemu. Kami pacarannya di Facebook.

Kronologi kejadiannya: mantanku itu, mantan ya 😄. Jadi si dia awalnya pacaran dengan abang/senior di kosku. Pacarnya sering memakai hp-ku yang selalu ada pulsanya untuk menelfon dia. Ketika hubungan mereka putus, dia terus-terusan menelfonku untuk menyelidiki, apakah mantannya itu punya kekasih baru atau tidak sehingga memutuskan hubungan mereka? Lama kelamaan aku dan dia jadi berpacaran. Satu kata mengingat kisah itu yaitu JIBANG, Jijik Bangat.

Pada satu semester, aku pernah terpana oleh sosok seorang mahasiswi baru. Setelah melakukan pendekatan-pendekatan, tibalah di hari penembakan. Mulutku seperti disolasi. Tidak mau bilang padanya 'aku suka kamu, mau ngak kamu jadi pacarku?'.

Malam sebelumnya, di buku catatanku, aku menulis kata-kata yang akan aku ucapkan kepadanya. Karena mulutku seperti tersolasi, aku berikan buku catatan itu kepadanya. Dia baca sendiri ungkapan hatiku itu. Dia melongo.

Pada akhirnya aku minta maaf kepadanya karena aku tidak bisa gentleman. Disitu juga aku mengakuinya bahwa aku mengejar dia hanya karena kecantikannya saja. 

Menjelang tahap terakhir perkuliahan (skripsi), gue sempat bertanya-tanya dalam hati. "Masak sampai aku tamat kuliah gak pernah merasakan pacaran?"

Pada saat itu ada seorang junior-ku yang berteman akrab denganku. Kami akrabnya sudah lama. Bukan hal baru sering bertemu dengannya. Tiba-tiba ada rasa itu. Setiap bertemu dengannya semakin menjadi-jadilah perasaan itu.

Karena aku tidak mau skripsiku terganggu oleh perasaanku kepada si dia, aku kelarin dulu skripsiku (seminar komprehensif). Merasa wibawa diri sudah bertambah, sebulan kemudian aku menembak si dia. Akhirnya aku pun merasakan yang namanya cinta ditolak. Dia bilang padaku bahwa aku memaksakan perasaanku kepadanya. Benar memang.

Demikian kisahku. Terimakasih sudah membacanya. Jadi malu aing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2022

BELAJAR DARI LEA

v