Move On Dari Kain Panjang
Pada awalnya bukan karena aku suka sama dia atau dia suka samaku makanya kami dekat. Bukan juga karena cinta yang mempertemukan dua hati kami yang berbeda seperti kata lagu D'masiv. Di kemudian hari aku menyadari bahwa memang Tuhan sengaja mempertemukan kami. Tuhan mempertemukan kami untuk kebaikanku. Sebut saja namanya Angel. Angel yang artinya adalah malaikat. Kala itu dia seperti malaikat bagiku.
Dia hadir disaat aku sedang mengalami keterpurukan. Kuliahku sedang hancur dan berantakan. Percaya diriku hilang. Aku kehilangan kepercayaan dari keluargaku. Meminjam kata orang, keterpurukanku saat itu adalah titik terendah dihidupku. Dan itu menjadi titik balik kehidupanku hingga saat ini. Itulah mengapa di banyak tulisanku, aku sering menceritakan momen itu. Dan itulah alasannya mengapa aku tak bisa melupakan orang-orang yang berjasa bagiku selama aku mengarungi masa suram itu.
Angel benar-benar ada di setiap aku membutuhkan dia. Dia cepat sekali akrab denganku. Dia akan menjumpaiku kala aku mengasingkan diri di kampus karena minder masuk ruangan bersama para junior-juniorku saat mengulangi mata kuliah yang bermasalah. Dia bisa mengangkatku dari keminderanku. Dia banyak membantuku belajar banyak hal. Dia membantuku menemukan kepercayaan diriku yang hilang. Kalau secara usia, aku lebih tua darinya. Tapi dia seperti orangtua bagiku.
Setelah sekian banyak waktu kami lalui, aku berubah menjadi jauh lebih baik. Menurutku, dimana di kemudian hari aku menyadari ini, ketika aku sudah 'sembuh', Angel ingin melespakanku. Dia menganggap aku sudah bisa mandiri. Lalu dia minta padaku supaya kami saling membatasi jarak diantara kami.
Itulah awal keretakan hubungan kami. Dia benar-benar membuktikan perkataannya. Yang biasanya kami hampir setiap malam telfonan, dia tidak mau lagi menerima telfonku, hingga aku melemparkan handphone-ku ke dinding kamarku. Bodohnya lagi, pada suatu malam aku seperti orang bodoh yang memohon kepada Tuhan supaya Angel dicabut dari ingatanku malam itu juga. Tapi karena gak terkabul, kepalaku bagian depan aku benturkan ke lantai kamarku. Juga pernah pada tengah malam gara-gara aku gak bisa tidur karena kefikiran Angel, aku pengen ngobrol dengan siapa aja. Aku lihat teman sekamarku mau tidur jadi segan aku mengajaknya mengobrol. Fikirku: satpam Unri berjaga 24 jam. Aku ke pos satpam aja.
Lalu aku pergi jalan kaki gak ada kuberitahu kepada teman sekamarku. Kira-kira 7-8 menit berjalan kaki. Aku dan satpamnya mengobrol sampai jam 3 pagi. Lalu aku izin pulang. Pas aku pulang, di tengah jalan jumpaku teman sekamarku bersama salah seorang teman kos sepondokan yang juga akrab samaku.
Mereka berdua cariin aku karena mereka mengira aku bunuh diri. Aku tertawa saat mendengarnya. Karena kami sesama anak Kelompok Tumbuh Bersama (KTB), aku candain aja dengan mengatakan bahwa aku anak KTB yang bertumbuh yang enggak mungkin bunuh diri.
Oh ya. Sebelum aku lanjut ceritanya, kalian perlu tahu bahwa ini adalah pengalaman move on pertamaku.
Kita masuk ke Kain Panjang.
Kalau kita dari kota Padang hendak ke Bukit Tinggi maka kita akan melewati kota Kain Panjang...... Ops, yang benar itu kota Padang Panjang ya. (Main pelesetan)
Sore itu selesai berkunjung di kos Angel, aku hendak pulang ke kosku namun tiba-tiba hujan turun dengan deras. Karena Angel tak punya payung dia memberikan kain panjangnya untuk alat penutup kepalaku.
Setelah hubungan kami retak, hanya Kain Panjang itulah satu-satunya yang aku miliki dari Angel, karena sebelumnya kain panjangnya belum aku kembalikan kepadanya. Jadi pada masa itu, Kain Panjang itu adalah satu-satunya harta yang paling berharga bagiku. Kemana pun aku pergi, kalau perginya jauh, kain panjangnya pasti aku bawa. Misalnya: Kalau aku pulang kampung saat libur kuliah, kain panjangnya aku bawa. Kalau praktikum lapangan seperti ke Dumai, Sumbar, aku bawa juga. Kain Panjangnya selalu aku gunakan jadi selimut tidur.
Untuk semakin mengenal mahasiswa baru, jurusan kami mengadakan Diklat ke Pelabuhan Bungus, Sumbar, selama 3 hari. Di dalam Diklat ini ada juga acara ospek. Sebagai senior yang baik, aku ikut dalam acara itu. Tidak lupa, hartaku yang paling berharga yaitu kain panjang, aku bawa.
Pada tengah malam, aku pergi ke meshnya perempuan khusus panitia. Kain panjang ikut. Kain panjangnya aku lilitkan dileherku kujadikan syal. Karena memang di Pelabuhan itu dingin kalau sudah tengah malam. Tujuanku ke mesh itu sebenarnya hanya ingin memastikan bahwa para panitia tidur dengan aman dan tenteram.
Aku masuk ke mesh tersebut dan memeriksanya. Aku lihatlah seorang perempuan tidur membungkuk menyamping tanpa selimut, sebut saja nama perempuan itu Uli (nama samaran). Jelas bahwa Uli kedinginan. Terdorong oleh belas kasihan dan juga karena aku akrab sama dia, aku lepaskan kain panjang yang dileherku lalu aku bentangkan menyelimuti tubuhnya Uli. Tak aku sadari ternyata ada dua orang teman Uli yang memperhatikannya. Sampai mereka menyangka bahwa Uli adalah pacarku.
Pagi harinya, kami para senior menyuruh semua panitia berbaris. Uli ikut berbaris. Saat Uli menuju tempat untuk berbaris, aku lihatlah dia memakai kain panjang itu. Persis kek wanita India yang di film-film India. Ah, kalau kalian pernah menonton film India, pasti kalian tahu yang aku maksud.
Dan jujur, aku melihat cocok sekali kain panjangnya sama Uli. Kiasannya, kain panjangnya diciptakan memang untuk dia. Kataku dia seperti putri desa sederhana tapi anggun.
Dengan santai dibarengi senyum-senyum tipis, Uli menghampiriku. Dia mengucapkan trimakasih padaku karena aku sudah memperhatikan dia dengan mengorbankan kain panjangku. Belum sempat aku bertanya darimana dia tahu kalau kain panjangnya adalah milikku, dia langsung menimpali perkataannya sebelumnya. Uli bilang bahwa dia sangat suka sama kain panjangnya dan senang memakainya. Lalu dia dengan manjanya meminta supaya aku merelakan kain panjangnya untuk dia.
Aku sempat mikir-mikir dulu. Fikirku: Uli ini sudah aku kenal. Aku tahu dia orangnya suka berkorban dan senang memberi. Kalau ada orang-orang seperti dia yang minta sesuatu, pastinya dia sangat-sangat menginginkannya. Ditambah aku melihat bahwa kain panjangnya memang cocok untuk dia. Lalu aku relakan kain panjangnya untuk dia. Uli sangat senang memilikinya.
Aku dan Kain Panjang resmi berpisah mulai saat itu. Disitulah terakhir kalinya aku melihat si Kain Panjang. Kira-kira 2 tahun lamanya kebersamaanku dengan si Kain Panjang. Kini baik Angel maupun Uli sudah pada menikah. Tetapi Angel tidak tahu kalau kain panjangnya sudah berpindah tangan. Dan Uli juga tidak tahu kalau Kain Panjangnya adalah harta berhargaku dari Angel. Ketawa dulu aku jang. Wkwkwk
Jika Uli baca ini, aku mau ucapkan terimakasih banyak sudah memisahkan aku dari si Kain Panjang sehingga aku bisa benar-benar move on. Untuk Angel, kuulangi lagi ya karena kau pun sudah tahu ini. Jika kau tak hadir pada masa keterpurukanku, aku belum tentu bisa seperti sekarang ini. Terimakasih sudah menolongku.
Komentar
Posting Komentar